Kata-kata yang pertama kali aku ucapkan ketika menginjakkan kaki di tanah impian, Borneo atau Kalimantan. Mimpiku yang paling sederhana akhirnya terkabul karena bisa berangkat ke Borneo selama 2 minggu dengan GRATIS.. hahaha.
Namun saya di sini bukan untuk berliburan, melainkan untuk mengikuti kegiatan Field Trip yang diadakan oleh yayasan Heart of Borneo dan Exeter University dari UK dan saya bersama 4 teman saya mewakili Universitas Negeri Semarang dan 5 teman saya mewakili Universitas Tanjungpura mengikuti kegiatan ini.
Perjalanan ini dimulai di Bandara Cilik Riwut. Setelah landing kami langsung dijemput oleh tim dari yayasan Heart of Borneo untuk diantarkan ke penginapan, Dandang Tingang. Malam ini peserta field trip akan menginap di Hotel yang berada di tengah Kota Palangka Raya ini. Setelah check in, saya sejenak beristirahat dan membersihkan badan. Menjelang malam, peserta berkumpul untuk melakukan makan malam dan selanjutnya peserta akan mendapatkan pemaparan materi penyelamatan Orangutan dari BOS (Borneo Orangutan Survival) Fondation.
Pagi harinya peserta menuju Pusat Rehabilitasi Orang Utan milik Yayasan BOS. Kami berangkat menggunakan 2 bis yang berukuran sedang. Dilihat dari bentuk luarnya, sepertinya bis yang sudah memiliki umur alias tua saya berpikir apakah bis ini masih bisa beroprasi. Dan pikiran saya pun mulai terbukti, bis mengalami gangguan di tengah perjalanan dan penumpang terpaksa harus mendorong bis untuk bisa melanjutkan perjalanan.
| Dorong untuk kesejahteraan bersama (Foto oleh Hattie) |
![]() |
| Foto dulu cepreet (Foto oleh Frank V Veen) |
Pulau tempat rehabilitasi Orangutan bukan pulau sebenarnya, melainkan daratan yang berada di tengah-tengah sungai, sehingga nampak seperti pulau di tengah sungai. Orangutan yang berada di pulau ini didapatkan dari hasil penyelamatan dari masyarakat dan Orangutan korban kebakaran hutan. Di pulau ini Orangutan belajar untuk hidup secara liar agar nantinya siap untuk dilepas ke alam liar.
![]() |
| Menjenguk "Saudara Tua" |
Fakta yang mencengangkan bahwa ternyata Orangutan sangat dibenci oleh masyarakat lokal karena dianggap sebagai hama dan sangat membahayakan. Menurut warga lokal, tenaga satu Orangutan dewasa setara dengan tujuh orang dewasa sehingga keberadaan Orangutan dianggap sangat berbahaya. Beginilah fakta di lapangan, ketika urusan Ekonomi bentrok dengan urusan Ekosistem. Saya tidak bisa menyalahkan warga lokal dengan pola pikir mereka, karena mereka sendiri yang mengalami hal tersebut.





0 comments:
Post a Comment