Borneo : Murung Raya

by 9:00 PM 0 comments

Jembatan Merdeka, Murung Raya


Murung Raya, salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah. Dalam pikiran saya, jarak antar kabupaten dalam suatu Provinsi maksimal adalah 4-6 jam. Tapi semua pikiran itu sirna ketika saya diberi tempe,,,eh tahu,,, bahwa jarak dari Palangka Raya ke Murung Raya adalah 12 Jam. Itu sama saja perjalanan darat dari Purbalingga ke Jakarta. Haduuuh susah bayangin betapa melekatnya bokong saya yang tepos ini ke jok mobil. Dan lagi, kita akan naik Bis D*MRI yang notabene pernah mogok pada perjalanan sebelumnya. Saya hanya berdoa, "Ya Alloh, semoga bis ini tidak meledak di jalan".bagaimana tidak, Bis antar kota dalam provisi ini ibarat bis yang beroprasi tahun 2000an di Pulau Jawa. Namun Keajaibanpun terjadi, saya menerima tawaran untuk menemani Bang Anton, Supir Mobil Barang, untuk naik di mobilnya, Mobil barang 4 WD, yang jauh lebih baik daripada harus naik bis.. hahaha
Bis siap mengantar sampai tujuan


Berangkat pukul 07.00 WIS (Waktu Indonesia Setempat), kami berdua menuju Murung Raya. Seperti biasa, hal yang wajib dilakukan sebelum melakukan perjalanan panjang adalah mengisi bahan bakar dan Pom bensinlah tempat yang kita tuju. Dan lagi lagi perbedaan yang sangat "njeglek" dari keadaan di Pulau Jawa, Pom bensin kehabisan bahan bakar dan banyak mobil yang mengantri untuk membeli bensin. Pemandangan macam apa ini, mobil sepertinya sudah lama mengantri, mungkin 2-3 hari mereka menunggu di pom bensin ini. Dan untuk menyingkat waktu kami pun memutuskan untuk membeli bensin di eceran. Saya kembali "gumun" atau terkesima dengan harga yang ditawarkan, yaitu 15.000/litter. "Apakah ini masih Indonesia atau sudah di negara yang berbeda?", sepintas pertanyaan itu yang melintas di pikiranku yang sudah mulai melantur melihat banyak perbedaan ini.

Mungkin karena saya orangnya gampang "gumunan", melihat jembatan yang lebar-lebar selalu membuat saya mengangah kagum. Mungkin semua biaya insfrastruktur dihabiskan untuk membuat jembatan yang besar-besar ini, sehingga biaya untuk keperluan lainnya belum maksimal, begitulah analisis iseng nan polos saya tentang keadaan di sini. 


Jembatan Kalahien yang megah (bagi saya)

Tapi memang yang namanya Kalimantan merupakan tanah impian bagi saya yang suka melihat hijaunya pepohonan. Di sepanjang jalan saya disuguhi banyaknya rimbun pepohonan di kanan dan kiri jalan. Namun kaya Abang Anton, kondisi hutan disini sudah merupakan bekas penebangan, jadi sudah bukan hutan alami. Memang benar, beberapa tempat sudah menjadi lahan terbuka dan sudah ditanami pohon sawit. Tidak bisa terbanyangkan betapa lebatnya hutan Kalimantan 30 sampai 50 tahun lalu. Tidak heran Indonesia mendapatkan julukan paru-paru dunia.

Kondisi hutan di sepanjang perjalanan
Pukul 04.13 kami tiba di Murung Raya disambut oleh jembatan yang megah nan merah membara, Jembatan Merdeka. Kami tiba terlebih dahulu dibandingkan dengan rombongan bis sehingga kami memiliki banyak waktu senggang untuk beristirahat untuk mengambil beberapa foto. Setelah puas mengambil foto, kita langsung menuju tempat penginapan yang telah dipesan sebelumnya. Dan Malam ini akan menjadi malam terakhir di sebuah kota yang maju, karena besoknya kita akan menuju Desa Saruhung yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. 

Jembatan Merdeka, Murung Raya
Pemandangan dari atas Jembatan Merdeka


Si Driver, Abang Anton

ardi

Penulis

bukanlah seorang penulis handal, hanya seorang yang suka mencoba hal baru.

0 comments:

Post a Comment